Jamur Kuping (Auricularia auricula)

Jamur Kuping (Auricularia auricula)
Jamur kuping tumbuh diatas pohon Alpukat yang sudah mulai membusuk

Jamur Kuping merupakan tumbuhan yg terdapat pada kayu-kayu lapuk. Biasanya jamur ini muncul pada hari penghujan. Bentuk jamur ini kenyal-kenyal seperti agar-agar tapi permukaan bertekstur. Jamur kuping tidak beracun dan sangat dapat dimakan. Kalau di daerah Sumatera Utara, khusus suku Batak, namanya Danbirbir. 

Pertama kali saya mengenal jamur ini waktu masih kecil. Kami itu di Daerah Sumatera punya ladang dibelakang rumah. Ladang tersebut dipenuhi berbagai macam tumbuhan seperti kopi, terong belanda, jambu air, jambu biji, kemiri, padi, alpukat dll.

Nenek saya kalau ke ladang biasanya membawa keranjang dan pengait dari besi. Fungsi pengait untuk menarik batang kopi yang tinggi agar buah kopi yang sudah matang dapat dipetik. Karena waktu itu dikampung paling banyak orang menanam kopi Robusta ketimbang kopi Arabica. Kopi Robusta lebih panjang-panjang ketimbang kopi Arabica yang pendek-pendek.
Jika musim penghujan, nenek saya terkadang pulang dari ladang selalu membawa jamur yang didapat dari bekas-bekas pohon yang sudah tumbang. Biasanya jamur-jamur tersebut disatukan diantara kopi-kopi yang habis dipetik. Saya dulu tidak tahu kalau itu jamur, beliau cuma bilang kalau itu Danbirbir.

Biasanya Danbirbir atau Jamur Kuping ini dimasak dengan sayur terong yang digule ataupun dimasak campur dengan mie. Dari segi rasa, sebenarnya gak terlalu manis tapi kalau sudah kita kunyah, rasanya kriyuk kriyuk seperti makan tulang rawan kuping kerbau/sapi. Yang jelas rasanya enak dan bikin ketagihan.

Baru kemudian setelah saya dewasa, mengetahui kalau Danbirbir adalah Jamur Kuping. Ternyata Jamur Kuping gampang ditemukan dipokok-pokok pohon yang sudah mulai membusuk apalagi kalau batangnya diatas tanah.

Jamur Kuping yang tumbuh diatas pohon Alpukat yang sudah kena tebang dan mulai lapuk

Sekarang ini sudah banyak orang membudidayakan tumbuhan Jamur Kuping karena permintaan pasar yang semakin meningkat. Jamur kuping acap kali dicampur dengan masakan sup. 

Masyarakat yang membudidayakan Jamur Kuping juga sudah membuat inovasi dengan mengeringkan jamur tersebut agar jangan cepat busuk jika masa distribusi ke pasar diperkirakan akan lama. Jamur yang sudah kering jika direndam dengan air beberapa menit akan kembali mekar seperti sedia kala.

credit : https://fresh.panen.id/products/jamur-kuping-kering

Tapi apapun ceritanya, jamur kuping segar yang baru dapat dari alam akan lebih nikmat jika dikelola pada masakan. Bukan berarti jamur kuping yang sudah dikeringkan tidak enak, enak kok. Paling yang membedakan dari segi aroma dan kekenyalannya. Jamur kering lebih kenyal dan aroma kayu tidak terlalu berasa. Berbeda dengan jamur yang didapat dari alam, tidak terlalu kenyal dan aroma kayu masih lebih berasa sehingga menambah suasana pedesaan. Enaklah pokoknya... hahhahah 

Saya pribadi biasanya mencampurkan jamur pada masakan sup dan sayur capcay. Apalagi kalau capcaynya menggunakan daging yg haram-haram seperti B2, aihh.... rasanya sungguh tiada tara dan nikmatnya (maaf buat teman-teman yg mengharamkannya).

Demikianlah ulasan saya mengenai si Jamur Kuping yang sangat memikat ini. Semoga lain kali saya menulis artikel lain yang bermanfaat buat ilmu pengetahuan dan wawasan kita semua demi mencerdaskan masyarakat. Terimakasih

Share:

0 comments:

Post a Comment

Referral

  • ()
  • ()
Show more
tarambal. Powered by Blogger.

Labels